Di road race, regulasi untuk balap skubek  sampai saat ini masih belum ada patokan pasti. Maksudnya, bisa dibore up segede-gedenya  asal tahan selama bergasing di tiap lap yang disediakan. Wajar kalau supporting  race ini dititeli matic open.
 Karena alasan ketahanan tadi, mengusung  kapasitas silinder terlalu gambot bukan jaminan bisa kencang dan menang.  Beda sama drag bike atau balap liar yang singkat dan paling umum treknya lurus.  Tak ayal kecepatan lebih diutamakan dibanding ketahanan.
“Makanya buat di road race, idealnya ubahan mesin jangan terlalu ekstrem. Pokoknya asal tenaga bawah mudah dikail dan atas tetap terisi. Daya tahan jadi pertimbangan paling penting,” buka Choki yang sukses mengantarkan Mariasan ‘Marco’ Kocek pembalap tim SHC JP Racing Motora berapa kali menjuarai kelas ini.
Choki yang katanya bikin mesin bareng Marco dan rekan setimnya, untuk mendongkrak silinder Mio biar galak di putaran bawah, silinder blok diisi piston RGS. Buatan Thai punya diameter 70 mm dan stroke 74 mm, menurutnya sudah cukup. Meskipun total cc yang didapat setelah penambahan paking tebal di bagian silinder bawah, cuma 283 cc atau masih di bawah 300 cc.
 Meski pembesaran silinder tidak terlalu  ekstrem, menurutnya bentuk kepala piston tidak perlu lagi dimodif untuk mendapatkan kompresi tinggi. Beda sama di motor bebek yang diameter piston dibatasi regulasi, makanya yang diakali bentuk kepala piston.
 “Namun biar kompresi tetap tinggi,  lingkar luar piston cuma ditirus 12 derajat. Sama seperti bentuk squish di kubah head yang pakai klep in (34 mm) dan ex (29 mm) dari  Toyota Camry. Trus biar piston tahan impact, tepat di sekeliling  lubang pen dipertebal las argon supaya nggak gampang patah juga mentok bandul  kruk-as,” timpal Marco.
 Mengimbangi pembesaran kapasitas  silinder, kucuran gas bakar yang disuplai karbu NSR150 SP 28 mm dengan  spuyer 50/130. Debit gas bakar masuk diatur kem Kawahara yang dipapas pantatnya  1 mm klep in juga out-nya. Apalagi Marco mengklaim berani papas  cuma segitu karena karakter durasi kem Kawahara pas-nya cuma buat putaran atas.
 Baru deh sisa gas bakar dilepas  knalpot Kawahara. Itu biar tendangan balik tetap ada dan nggak kedodoran  di putaran bawah.
| BIG PULLY  | 
| “Biar tenaga tidak siem di trek lurus maupun di tikungan, gir reduksi girboks dipasang setingan berat, yaitu 17/39,” ujar Marco yang merasakan setingan girboks itu paling pas di trek dadakan. | 
| SOK ENAK DISETING | 
| Tenaga besar di Mio yang berbodi imut  butuh suspensi  Marco mempercayakan produk terbaru JP Racing bergaran RRGS. Katanya lebih enak dan mudah untuk seting kekerasan per, oli maupun gas dengan mengandalkan sistem klik. Pantas enak, wong tinggal ‘klik’. | 
| DATA MODIFIKASI  | |
| Ban | Battlax ring 16 | 
| Motor starter | Mitsuba | 
| Per klep | Honda Sonic | 
| Busi | NGK CR7EH (Honda Karisma) | 
 
 
 
 
 
 
 
No comments:
Post a Comment